Rabu, 08 Februari 2012

NEPENTHES KABUPATEN KAPUAS

Kabupaten Kapuas masih menyimpan banyak kekayaan alam berupa tanaman hias. Salah satu dari yang banyak itu adalah adalah Kantong Bakei atau Kantong Semar.
 
Kantong Semar atau  bahasa ilmiahnya Nepenthes sp adalah kekayaan alam yang  mudah dijumpai di hutan Propinsi Kalimantan Tengah. Di Kabupaten Kapuas, tumbuhan alam nepenthes sangat mudah dijumpai di beberapa kecamatan antara lain kecamatan Timpah.
 
Untuk membuktikan mudahnya menjumpai kantong semar di Timpah maka apabila kita melakukan perjalanan darat antara Palangka Raya – Buntok maka di kiri-kanan jalan disepanjang wilayah kecamatan Timpah dapat disaksikan tumbuhan nephentes bergelantungan merayapi pepohonan tepian jalan.
 
Maka untuk sekedar memandangi betapa indahnya Kantong Bakei di Kabupaten Kapuas ditampilkan beberapa foto yang diabadikan beberapa tahun lalu oleh crew BOS (udur BOS) Kalimantan Tengah.
 

KANTONG SEMAR
Klasifikasi ilmiah dari Kantong Semar adalah Kerajaan: Plantae ; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida;  Ordo: Caryophyllales ; Famili: Nepenthaceae ; Genus: Nepenthes. Adapun spesiesnya antara lain Nepenthes edwardsiana, Nepenthes mirabilis, Nepenthes albomarginata, Nepenthes ampullaria, Nepenthes lowii, Nepenthes Burbidgeae, Nepenthes Lowii, Nepenthes Rajah, Nepenthes Villosa, Nepenthes Fusca, Nepenthes Sanguinea, Nepenthes alata, Nepenthes egmae, Nepenthes khasiana, Nepenthes mirabilis, Nepenthes ventricosa, Nepenthes ampullaria, Nepenthes bicalcarata, Nepenthes gracilisdan Nepenthes Maxima dan lain-lain.
 
Kantong semar yang dalam bahasa Inggris disebut Tropical pitcher plant adalah Genus tanaman yang termasuk dalam famili monotipik. Tanaman yang terdiri atas sedikitnya 103 spesies ini mempunyai keunikan karena hampir seluruhnya merupakan tanaman karnivora, pemakan daging. Selain karnivora juga memiliki keunikan pada bentuk, ukuran dan corak warna kantongnya. Karenanya tidak sedikit orang yang memeliharanya. Namun keberadaan kantong semar (Nepenthes) di habitat aslinya justru terancam kepunahan. Bahkan juni 2009 silam, LIPI mengumumkan beberapa spesies kantong semar (nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka di Indonesia.
 
Kantung Semar tumbuh tersebar mulai dari Australian bagian utara, Asia Tenggara hingga Cina bagian selatan. Selain itu  Nepenthes  sp juga terdapat di Madagaskar, KaledoniaBaru, India dan Sri Lanka. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki ragam spesies terbanyak. Sedikitnya terdapat 64 spesies kantong semar di Indonesia. Dari jumlah tersebut 32 jenis terdapat di Borneo (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam), 29 spesies terdapat di Pulau Sumatera, 10 jenis di Pulau Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis di Maluku dan 2 jenis di Jawa. Di Indonesia, sebutan Kantong semar berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
 
Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung kapur hingga padang savana. Tumbuhan sebagian besar hidup secara empifit yaitu menempel pada batang atau dahan pohon lain dengan panjang batang mencapai hingga 20 meter. Sementara kantong semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup  terestrial, tumbuh tegak dengan panjang batang kurang dari 2 meter.
 
Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini memiliki sulur pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk kantong yaitu alat perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya seperti serangga dan kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan terdiri atas lima bentuk yaitu tempayan, oval, silinder, corong dang pinggang. Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis flora berumah dua. Artinya tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin bunga. Jadi untuk bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini musti melakukan perkawinan silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak terdapat species  Nepenthes yang terlahir dari hasil persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak secara vegetatif dengan menggunakan tunas.
 


Kantong Semar yang Karnivora
Sewaktu daun masih muda kantong pemangsa pada  Nepenthes tertutup, lantas membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang menggan yang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh. Bibir lubang kantung dilengkapi dengan alat penipu. Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat dan membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat akan tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam (enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong Semar. Tidak semua jenis Kantong Semar memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi Nepenthes mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap seperti Nepenthes albomarginata. Ada pula species katung semar yang ³vegetarian´ alias tak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan dari tumbuhan yang berada di atasnya (Nepenthesampullaria). Bahkan ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes lowii).

Kantong Semar yang Semakin Langka
Kantong Semar termasuk tumbuhan langka dan beberapa jenis (non hibrida) mendekati kepunahan. Dari 386 jenis fauna Indonesia yang terdaftar dalam kategori³ terancam punah oleh IUCN, beberapa spesies Kantong semar berada di dalamnya. Bahkan LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka di Indonesia. Karenanya tanaman ini dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya, juga Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
 
Covention of  International Trade in Endangered Species (CITES) mengategorikannya dalam Appendix-1(2 spesies) dan Appendix-2. Kelangkaan Kantong Semar ( Nepenthes) antara lain disebabkan oleh pembukaan hutan, kebakaran hutan, dan eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat kita miris, konon, lantaran kekurang pahamanan tidak sedikit masyarakat yang mengeksploitasi Kantong Semar untuk kepentingan bisnis dengan mengambilnya di alam bebas kemudian menjualnya dengan harga mulai dari 25 ribu rupiah. Sebuah harga yang sangat tidak sebanding dengan kelangkaan flora ini.
 
(Referensi  www.antaranews.com; www.dephut.go.id; wikipedia.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar