Senin, 22 Agustus 2011

PADANG RUMPUT DI PANTAI CEMARA LABAT




Salah satu keunikan disekitar pantai Cemara Labat di kecamatan Kapuas Kuala adalah padang terbuka atau padang rumput liar.



Padang terbuka berupa tanah lapang luas ini terletak antara pantai Cemara Labat dan hutan mangrove atau desa Cemara Labat. Antara pantai dan padang rumput ini dipisahkan oleh tanggul tanah yang membujur menyekat diantara keduanya.



Padang rumput luas ini sebagian dimanfaatkan oleh para petani lokal untuk berladang  sedangkan sebagian besarnya masih berupa hamparan rumput yang luas membentang.



Hasil pertanian yang didapat oleh para petani setelah memanfaatkan hamparan luas terbuka di pantai Cemara Labat adalah singkong, jagung, ubi kayu, ubi jalar, terong, lombok, kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Dan pada musim-musim tertentu dihasilkan pula semangka, waluh, mentimun dan tanaman pertanian lainnya.



Ciri utama berhuma di padang rumput Cemara Labat adalah pemanfaatan humus dan sampah laut yang dibawa deburan ombak laut Jawa sehingga pertanian di sini sama sekali tanpa pupuk apa pun.



Padang rumput Pantai Cemara Labat dihuni oleh beraneka jenis kupu-kupu terutama kupu-kupu kecil berwarna hitam, coklat, kuning dan putih.



Kawasan ini juga dihuni oleh musang, biawak, burung-burung kecil penghisap bunga padang dan ular. Yang terbanyak didapati di padang ini adalah belalang.

Kamis, 18 Agustus 2011

MONYET BAKAU DI PANTAI CEMARA LABAT


Kabupaten Kapuas sungguh memiliki wilayah yang kaya flora dan fauna khas Kalimantan. Salah satu bukti kekayaan itu adalah kawanan monyet yang hidup bebas di hutan bakau di sekitar Pantai Cemara Labat, Kecamatan Kapuas Kuala.


Dari pantauan yang dilakukan ditemukan bahwa monyet di sekitar desa dan pantai Cemara Labat berjumlah 3 kelompok dan setiap kelompok rata-rata beranggotakan sepuluh ekor.


Berdasarkan Wikipedia, Ensiklopedi Bebas, Monyet adalah istilah untuk semua anggota primata yang bukan prosimia ("pra-kera" seperti lemur dan tarsius) atau kera, baik yang tinggal di Dunia Lama maupun Dunia Baru.


Hingga saat ini dikenal 264 jenis monyet yang hidup di dunia. Tidak seperti kera, monyet biasanya berekor dan berukuran lebih kecil. Monyet diketahui dapat belajar dan menggunakan alat untuk membantunya dalam mendapatkan makanan.


Pengelompokan monyet bersifat parafiletik, karena monyet Dunia Lama (Cercopithecoidea) sebenarnya lebih dekat kekerabatan genetiknya dengan kera (Hominidae), daripada monyet Dunia Baru (Platyrrhini).


Adapun monyet yang terindenfikasi di hutan bakau Pantai Cemara Labat adalah monyet berekor panjang yang dalam sebutan masyarakat sebagai WARIK (Macaca fascicularis).


Monyet berekor panjang ini telah dimanfaatkan manusia sebagai hewan timangan atau hewan untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah hewan yang paling biasa berinteraksi dengan manusia dan sering dipelihara, dijadikan hewan sirkus atau percobaan laboratorium. Ia juga primata pertama yang pernah ke angkasa luar.


Dengan eksisnya 3 (tiga) kawanan monyet di hutan bakau sekitar pantai dan desa Cemara Labat maka kabupaten Kapuas masih memiliki flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata maupun kawasan hutan lindung.






Rabu, 17 Agustus 2011

ANAK-ANAK PENCARI DAMAR DI PANTAI CEMARA LABAT



Adalah sebuah realita tatkala kita sempat berkunjung ke pantai Cemara Labat di Kecamatan Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas dan menemukan anak-anak kampung sedang hilir mudik di bibir pantai yang berlumpur tebal.



Ada apa? Apakah mereka bermain-main di air asin laut Jawa? Ternyata tidak. Rupanya mereka sedang mencari sesuatu diantara tumpukan sampah-sampah yang hilir mudik diterjangi gempuran ombak laut yang berair keruh.



Lalu apa yang mereka cari? Ternyata sekelompok anak-anak usia sekolah dasar ini sedang beradu jeli mencari hanyutan kayu-kayu damar sebagai usaha menambah perekonomian keluarga.



Dengan kenyataan ini dapat ditebak bahwa kondisi anak-anak usia sekolah dasar ternyata harus pula memikirkan kondisi perekonomian orang tua mereka, masih untung kalau mereka masih bersekolah pula.



Kumpulan sampah kayu damar yang berhasil dikumpulkan oleh anak-anak kampung di Pantai Cemara Labat ini akhirnya dijual kepada para pengumpul damar sehingga sejak dini mereka sudah belajar hidup mandiri dan berfikir secara ekonomi.



Inilah sepenggal fakta anak-anak usia sekolah yang ada di Pantai Cemara Labat, Kecamatan Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah sebagai renungan untuk kita semua.