Kabupaten Kapuas sungguh memiliki wilayah yang kaya flora dan fauna khas Kalimantan. Salah satu bukti kekayaan itu adalah kawanan monyet yang hidup bebas di hutan bakau di sekitar Pantai Cemara Labat, Kecamatan Kapuas Kuala.
Dari pantauan yang dilakukan ditemukan bahwa monyet di sekitar desa dan pantai Cemara Labat berjumlah 3 kelompok dan setiap kelompok rata-rata beranggotakan sepuluh ekor.
Berdasarkan Wikipedia, Ensiklopedi Bebas, Monyet adalah istilah untuk semua anggota primata yang bukan prosimia ("pra-kera" seperti lemur dan tarsius) atau kera, baik yang tinggal di Dunia Lama maupun Dunia Baru.
Hingga saat ini dikenal 264 jenis monyet yang hidup di dunia. Tidak seperti kera, monyet biasanya berekor dan berukuran lebih kecil. Monyet diketahui dapat belajar dan menggunakan alat untuk membantunya dalam mendapatkan makanan.
Pengelompokan monyet bersifat parafiletik, karena monyet Dunia Lama (Cercopithecoidea) sebenarnya lebih dekat kekerabatan genetiknya dengan kera (Hominidae), daripada monyet Dunia Baru (Platyrrhini).
Adapun monyet yang terindenfikasi di hutan bakau Pantai Cemara Labat adalah monyet berekor panjang yang dalam sebutan masyarakat sebagai WARIK (Macaca fascicularis).
Monyet berekor panjang ini telah dimanfaatkan manusia sebagai hewan timangan atau hewan untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah hewan yang paling biasa berinteraksi dengan manusia dan sering dipelihara, dijadikan hewan sirkus atau percobaan laboratorium. Ia juga primata pertama yang pernah ke angkasa luar.
Dengan eksisnya 3 (tiga) kawanan monyet di hutan bakau sekitar pantai dan desa Cemara Labat maka kabupaten Kapuas masih memiliki flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata maupun kawasan hutan lindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar