Senin, 20 Desember 2010

PATUNG DAYAK DARI KERAJAAN BATAGUH

Repro Suparman, 15 Januari 2010

Kota Bataguh Pematang Sawang memiliki kesan yang sangat berarti bagi sejarah asal usul Nyai Undang (Pimpinan Dayak), para panglimanya serta penduduknya yang kini jadi misteri, Kisah-kisahnya terdengar sebagai misteri yang sampai sekarang belum terungkap. Namun demikian misteri yang selama ini hanya kisah-kisah antar masyarakat, setidaknya mulai terkuak dengan ditemukannya peninggalan-peninggalan berupa batu-batuan, kemudi kapal dan patung yang diperkirakan sebagai patung Nyai Undang.
 
Patung yang dimiliki oleh penduduk ini (Juhari/40 thn) ditemukan sekitar di wilayah Kelurahan Pulau Kupang, Kota Bataguh. Patung tersebut terbuat dari kayu ulin. Menurut ceritanya patung ini mereka dapatkan tatkala mencari emas (mendulang) di sekitar lokasi Kerajaan Bataguh. Patung didapatkannya di kedalaman ± 3 meter dari permukaan tanah.

Patung kayu ulin ini berwujud patung manusia, berjenis kelamin perempuan yang bertelinga panjang, dengan ketinggian ± 7 cm. Sebelah kanan daun telinga dari patung ini telah hilang sejak awal ditemukan, yang menurut pengamatan kami, telinga panjang adalah telinga yang dimiliki wanita dayak dewasa pada zaman dahulu. 
 
Masih ada beberapa wanita dayak di beberapa daerah yang melestarikannya telinga panjang hingga sekarang ini. Telinga panjang terbentuk karena wanita dayak dewasa menggunakan bandul di telinganya hingga menarik lubang daun telinga tempat bandul. Untuk kaum wanita dayak zaman dahulu, telinga yang semakin panjang dan bandul telinganya semakin banyak merupakan pertanda bahwa dia semakin cantik.

Patung ini merupakan salah satu bukti sejarah yang dapat menjadi petunjuk bagi penelitian adanya pengetahuan membuat patung oleh nenek moyang dayak yang ada di Kerajaan Bataguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar