Secara umum hutan Kalimantan adalah hutan hujan tropis. Dengan demikian tidak heran kalau di hutan-hutan semacam ini sangat banyak dijumpai flora dan fauna khas.
Salah satu kekhasan yang ada di Kalimantan, khususnya Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah adalah anggrek. Dan anggrek yang menjadi perbincangan hangat adalah anggrek yang secara lokal dinamakan Anggrek Mantangai.
Sudah tidak diragukan lagi, anggrek ini memiliki banyak keunggulan yang sulit tertandingi anggrek lain di kelasnya. Ia juga mudah di budidayakan, cepat berbunga, berbunga sepanjang tahun, selain banyak bunganya, pun dia mampu bertahan berbulan-bulan.
Dari segi kepopulerannya di Kalimantan Tengah, barangkali hanya anggrek ini yang mampu menandingi ketenaran si ekor tikus Paraphalaenopsis laycockii maskotnya Kota Palangka Raya.
Kabarnya harga anggrek ini pernah menembus angka diatas Rp. 5.000.000,- per pot, sungguh sebuah harga yang luar biasa untuk anggrek selevel dendro species di daerahnya sendiri.
Mengoleksi anggrek ini seakan merupakan lagu wajib bagi penghobi di daerah ini. Itulah sang idola bagi masyarakat Kalimantan Tengah “Anggrek Mantangai”.
Berdasarkan keterangan orang-orang yang memeliharanya, anggrek ini sesuai namanya berasal dari daerah kecamatan Mantangai, kabupaten Kuala Kapuas. Anggrek ini banyak dipelihara masyarakat setempat dan katanya anggrek ini banyak ditemukan di daerah Mantangai ini”.
Sementara menurut berita resmi PVT Pendaftaran Varietas Lokal No. Publikasi : 068/BR/PVL/11/2007 dengan pemohon Bapak A. Teras Narang, SH., Gubernur Kalimantan Tengah, anggrek Dendrobium Mantangai mempunyai penyebaran geografis di Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Selatan.
Diposkan oleh Syamsuddin Rudiannoor, S. Sos
This entry was posted in PARIWISATA. Bookmark the permalink.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar